Dia wanita hebat tak mengenal kata lelah
Dia rela berjuang demi darah dagingnya
bahkan tak peduli lagi biar nyawapun yang jadi taruhannya
Dia tulus begitu menyayangimu tanpa pamih
sejak mengandung mu sembilan bulan hingga kau dewasa sekarang
tapi seiring kedewasaan menghampirimu
kau berbeda kepadanya
Dia yang begitu polos
Dia yang begitu sederhana
Dia yang mungkin menurutmu kolot
Kulitnya mulai keriput
Pendengarannya mulai dungu tak setajam dulu
Dia kau bodohi dengan dalih - dalihmu
Dimana hanti nuranimu
hilangkah semuanya
sirnakah semuanya
sejak gelar sarjana kau sandang
kau mulai gamang
untuk selalu patuh kepadanya
untuk mendengarkan nasihat nasihatnya
untuk mendengarkan keluh kesahnya
Kau bilang tak ada waktuku bu
Dia hanya diam
Dia selalu berusaha tegar ketika di hadapanmu
Walaupun dalam hati pilu dengan sikapmu
Begitulah sosok ibumu
Acap kali memang ia berbohong dengan perasaannya
Setinggi apapun jabatan kita
sesungguhnya tak akan bisa menyamai derajadnya
Sebesar apapun jasa kita
sesungguhnya tak akan mampu membalas pengorbanannya
Hendaknya kau tahu
Ia sekarang masih ada di sampingmu
esok hari siapa yang tahu
7 MEI 2016
Source Picture : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsPocotsvwyJg5LLZ9K3FHcVyRM9AzBXoL82hpaNnn6Oz4SEb69gzDpx_sWDhh8TND76RjWnO4NTzMEao7pUXDXTEVbBADksHpiqDEXjiJt9-D89LSDC7FuGhKoR-ZH1PGF_n6rsYA3jst/s1600/ibu.jpg
Silahakan berkomentar tanpa ada unsur SARA , kritik dan saran anda sangat membantu saya untuk lebih baik